·         IP Spoofing, juga dikenal sebagai Source Address Spoffing, yaitu pemalsuan alamat IP attacker 
·         Malware, serangan yang dilakukan ketika attacker menaruh program-program penghancur, seperti virus 
·         FTP Attack, adalah serangan buffer overflow yang diakibatkan 
oleh perintah malformed. Tujuannya adalah untuk mendapatkan command 
shell, yang akhirnya user tersebut dapat mengambil source di dalam 
jaringan tanpa adanya otorisasi. 
·         Sniffer, Adalah usaha untuk menangkap setiap data yang lewat dari suatu jaringan ( dapat berupa password ). 
2.      Serangan dari dalam 
·         Password Attack, usaha penerobosan suatu sistem jaringan dengan cara memperoleh password dari jaringan tersebut. 
·         Merusak file server 
·         Deface web server, 
Kerawanan yang terdapat dalam web server adalah : 
-          Buffer overflow, hal ini terjadi karena attacker menambah errors pada port yang digunakan untuk web trafic 
-          Httpd, 
-          Bypasses, 
-          Cross scripting 
-          Web kode vulnerabilities 
-          URL floods 
Sumber lubang keamanan jaringan 
Walaupun sebuah sistem jaringan sudah dirancang memiliki perangkat 
pengamanan, dalam operasi masalah keamanan harus selalu di monitor, hal 
ini di sebabkan karena : 
-          Ditemukannya lubang keamanan 
-          Kesalahan konfigurasi 
-          Penambahan perangkat baru 
Adapun sumber lubang keamanan dapat terjadi karena beberapa hal : 
1.      Salah desain 
2.      Implementasi yang kurang baik 
3.      Salah konfigurasi 
4.      Penggunaan program penyerang, 
-          Pcapture, berjalan pada sistem operasi Unix 
-          Sniffit, berjalan pada sistem operasi Unix 
-          Tcpdump, berjalan pada sistem operasi Unix 
-          webXRay, berjalan pada sistem operasi windows 
Virus computer 
Virus komputer merupakan 
program komputer yang dapat menggandakan atau menyalin dirinya sendiri 
[1]
 dan menyebar dengan cara menyisipkan salinan dirinya ke dalam program 
atau dokumen lain. Virus komputer dapat dianalogikan dengan 
virus biologis yang menyebar dengan cara menyisipkan dirinya sendiri ke 
sel makhluk hidup.
 Virus komputer dapat merusak (misalnya dengan merusak data pada 
dokumen), membuat pengguna komputer merasa terganggu, maupun tidak 
menimbulkan efek sama sekali. 
Cara kerja 
Virus komputer umumnya dapat merusak 
perangkat lunak komputer dan tidak dapat secara langsung merusak 
perangkat keras
 komputer tetapi dapat mengakibatkan kerusakan dengan cara memuat 
program yang memaksa over process ke perangkat tertentu. Efek negatif 
virus komputer adalah memperbanyak dirinya sendiri, yang membuat sumber 
daya pada komputer (seperti penggunaan memori) menjadi berkurang secara 
signifikan. Hampir 95% virus komputer berbasis sistem operasi Windows. 
Sisanya menyerang Linux/GNU, 
Mac, 
FreeBSD, OS/2
IBM, dan 
Sun Operating System. Virus yang ganas akan merusak perangkat keras. 
Jenis 
Virus komputer adalah sebuah istilah umum untuk menggambarkan segala 
jenis serangan terhadap komputer. Dikategorikan dari cara kerjanya, 
virus komputer dapat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai berikut: 
Worm - Cacing komputer (
Inggris:
 worm) dalam keamanan komputer, adalah sebuah program komputer yang 
dapat menggandakan dirinya secara sendiri dalam sistem komputer. Sebuah 
worm dapat menggandakan dirinya dengan memanfaatkan jaringan 
(LAN/WAN/Internet) tanpa perlu campur tangan dari user itu sendiri. Worm
 tidak seperti virus komputer biasa, yang menggandakan dirinya dengan 
cara menyisipkan program dirinya pada program yang ada dalam komputer 
tersebut, tapi worm memanfaatkan celah keamanaan yang memang terbuka 
atau lebih dikenal dengan sebutan 
vulnerability. Beberapa worm juga menghabiskan 
bandwidth yang tersedia. Worm merupakan evolusi dari 
virus komputer. Hanya ada satu cara untuk mengatasi worm yaitu dengan menutup celah keamanan yang terbuka tersebut, dengan cara meng-update 
patch atau Service Pack dari operating sistem yang digunakan dengan patch atau Service Pack yang paling terbaru.
Trojan - Trojan horse atau Kuda Troya atau yang lebih dikenal sebagai Trojan dalam 
keamanan komputer
 merujuk kepada sebuah bentuk perangkat lunak yang mencurigakan 
(malicious software/malware) yang dapat merusak sebuah sistem atau 
jaringan.
 Tujuan dari Trojan adalah memperoleh informasi dari target (password, 
kebiasaan user yang tercatat dalam system log, data, dan lain-lain), dan
 mengendalikan target (memperoleh hak akses pada target).
Backdoor - Hampir sama dengan trojan. Namun, Backdoor bisanya menyerupai file yang baik-baik saja. Misalnya game.
Spyware - Virus yang memantau komputer yang terinfeksi.
Rogue - merupakan program yang meniru program 
antivirus
 dan menampilkan aktivitas layaknya antivirus normal, dan memberikan 
peringatan-peringatan palsu tentang adanya virus. Tujuannya adalah agar 
pengguna membeli dan mengaktivasi program antivirus palsu itu dan 
mendatangkan uang bagi pembuat virus rogue tersebut. Juga rogue dapat 
membuka celah keamanan dalam komputer guna mendatangkan virus lain.
Rootkit - Virus yang bekerja menyerupai kerja sistem komputer yang biasa saja.
Polymorphic virus - Virus yang gemar beubah-ubah agar tidak dapat terdeteksi.
Metamorphic virus - Virus yang mengubah pengkodeannya sendiri agar lebih sulit dideteksi.
Virus ponsel - 
Virus yang berjalan di telepon seluler, dan dapat menimbulkan berbagai 
macam efek, mulai dari merusak telepon seluler, mencuri data-data di 
dalam telepon seluler, sampai membuat panggilan-panggilan diam-diam dan 
menghabiskan pulsa pengguna telepon seluler 
Cara mengatasi 
Serangan virus dapat dicegah atau ditanggulangi dengan menggunakan 
Perangkat lunak antivirus.
 Jenis perangkat lunak ini dapat juga mendeteksi dan menghapus virus 
komputer. Virus komputer ini dapat dihapus dengan basis data (database/ 
Signature-based detection), heuristik, atau peringkat dari program itu 
sendiri (Quantum). 
Worm 
Cacing komputer (
Inggris:
 worm) dalam keamanan komputer, adalah sebuah program komputer yang 
dapat menggandakan dirinya secara sendiri dalam sistem komputer. Sebuah 
worm dapat menggandakan dirinya dengan memanfaatkan jaringan 
(LAN/WAN/Internet) tanpa perlu campur tangan dari user itu sendiri. Worm
 tidak seperti virus komputer biasa, yang menggandakan dirinya dengan 
cara menyisipkan program dirinya pada program yang ada dalam komputer 
tersebut, tapi worm memanfaatkan celah keamanaan yang memang terbuka 
atau lebih dikenal dengan sebutan 
vulnerability. Beberapa worm juga menghabiskan 
bandwidth yang tersedia. Worm merupakan evolusi dari 
virus komputer. Hanya ada satu cara untuk mengatasi worm yaitu dengan menutup celah keamanan yang terbuka tersebut, dengan cara meng-update 
patch atau Service Pack dari operating sistem yang digunakan dengan patch atau Service Pack yang paling terbaru. 
Virus komputer memang dapat menginfeksi berkas-berkas dalam sebuah 
sistem komputer, tapi worm dapat melakukannya dengan lebih baik. Selain 
dapat menyebar dalam sebuah sistem, worm juga dapat menyebar ke banyak 
sistem melalui jaringan yang terhubung dengan sistem yang terinfeksi. 
Beberapa worm, juga dapat mencakup kode-kode 
virus yang dapat merusak 
berkas, mencuri dokumen, 
e-mail, atau melakukan hal lainnya yang merusak, atau hanya menjadikan sistem terinfeksi tidak berguna. 
Beberapa contoh dari worm adalah sebagai berikut: 
ADMw0rm: Worm yang dapat melakukan ekspolitasi terhadap layanan jaringan 
Berkeley Internet Name Domain (BIND), dengan melakukan buffer-overflow.
Code Red: Worm yang dapat melakukan eksploitasi terhadap layanan 
Internet Information Services (IIS) versi 4 dan versi 5, dengan melakukan serangan buffer-overflow.
LoveLetter: Worm yang menyebar dengan cara mengirimkan dirinya melalui 
e-mail kepada semua akun yang terdaftar dalam Address Book 
Microsoft Outlook Express/daftar kontak dalam 
Microsoft Outlook dengan cara menggunakan kode 
Visual Basic Script (VBScript).
Nimda
SQL-Slammer 
SQL Injeksi
Injeksi SQL adalah sebuah teknik yang menyalahgunakan sebuah 
celah keamanan yang terjadi dalam lapisan 
basis data sebuah 
aplikasi. Celah ini terjadi ketika masukan pengguna tidak disaring secara benar dari 
karakter-karakter pelolos bentukan string yang diimbuhkan dalam pernyataan 
SQL atau masukan pengguna tidak 
bertipe kuat
 dan karenanya dijalankan tidak sesuai harapan. Ini sebenarnya adalah 
sebuah contoh dari sebuah kategori celah keamanan yang lebih umum yang 
dapat terjadi setiap kali sebuah bahasa pemrograman atau skrip 
diimbuhkan di dalam bahasa yang lain. 
Firewall 
Ilustrasi mengenai Firewall 
Tembok api atau dinding api adalah sebuah sistem atau perangkat yang 
mengizinkan lalu lintas jaringan yang dianggap aman untuk melaluinya dan
 mencegah lalu lintas 
jaringan yang tidak aman. Umumnya, sebuah tembok-api diterapkan dalam sebuah mesin terdedikasi, yang berjalan pada pintu gerbang (
gateway) antara 
jaringan lokal dan jaringan lainnya. Tembok-api umumnya juga digunakan untuk 
mengontrol akses
 terhadap siapa saja yang memiliki akses terhadap jaringan pribadi dari 
pihak luar. Saat ini, istilah firewall menjadi istilah lazim yang 
merujuk pada sistem yang mengatur komunikasi antar dua jaringan yang 
berbeda. Mengingat saat ini banyak perusahaan yang memiliki akses ke 
Internet dan juga tentu saja jaringan berbadan hukum di dalamnya, maka 
perlindungan terhadap modal digital perusahaan tersebut dari serangan 
para 
peretas, pemata-mata, ataupun pencuri 
data lainnya, menjadi hakikat. 
Jenis-jenis Firewall 
Taksonomi Firewall 
Firewall terbagi menjadi dua jenis, yakni sebagai berikut 
Personal Firewall: Personal Firewall didesain untuk melindungi sebuah 
komputer yang terhubung ke jaringan dari akses yang tidak dikehendaki. 
Firewall jenis ini akhir-akhir ini berevolusi menjadi sebuah kumpulan 
program yang bertujuan untuk mengamankan komputer secara total, dengan 
ditambahkannya beberapa fitur pengaman tambahan semacam 
perangkat proteksi terhadap virus,anti-spyware, anti-spam, dan lainnya. Bahkan beberapa produk firewall lainnya dilengkapi dengan fungsi 
pendeteksian gangguan keamanan jaringan (Intrusion Detection System). Contoh dari firewall jenis ini adalah 
Microsoft Windows Firewall (yang telah terintegrasi dalam sistem operasi 
Windows XP Service Pack 2, 
Windows Vista dan 
Windows Server 2003 Service Pack 1), 
Symantec Norton Personal Firewall, 
Kerio
 Personal Firewall, dan lain-lain. Personal Firewall secara umum hanya 
memiliki dua fitur utama, yakni Packet Filter Firewall dan 
Stateful Firewall.
Network Firewall: Network ‘‘’’Firewall didesain untuk melindungi 
jaringan secara keseluruhan dari berbagai serangan. Umumnya dijumpai 
dalam dua bentuk, yakni sebuah 
perangkat terdedikasi atau sebagai sebuah 
perangkat lunak yang diinstalasikan dalam sebuah 
server. Contoh dari firewall ini adalah 
Microsoft Internet Security and Acceleration Server (ISA Server), 
Cisco PIX, 
Cisco ASA, 
IPTables dalam sistem operasi 
GNU/Linux, 
pf dalam keluarga sistem operasi 
Unix BSD, serta SunScreen dari 
Sun Microsystems, Inc. yang dibundel dalam 
sistem operasi Solaris.
 Network Firewall secara umum memiliki beberapa fitur utama, yakni apa 
yang dimiliki oleh personal firewall (packet filter firewall dan 
stateful firewall), Circuit Level Gateway, Application Level Gateway, 
dan juga NAT Firewall. Network Firewall umumnya bersifat transparan 
(tidak terlihat) dari pengguna dan menggunakan teknologi 
routing untuk menentukan paket mana yang diizinkan, dan mana paket yang akan ditolak. 
Fungsi Firewall 
Secara mendasar, firewall dapat melakukan hal-hal berikut: 
Mengatur dan mengontrol lalu lintas 
jaringan
Melakukan autentikasi terhadap akses
Melindungi sumber daya dalam 
jaringan privat
Mencatat semua kejadian, dan melaporkan kepada administrator 
Mengatur dan Mengontrol Lalu lintas jaringan 
Fungsi pertama yang dapat dilakukan oleh firewall adalah firewall harus 
dapat mengatur dan mengontrol lalu lintas jaringan yang diizinkan untuk 
mengakses jaringan privat atau komputer yang dilindungi oleh firewall. 
Firewall melakukan hal yang demikian, dengan melakukan inspeksi terhadap
 paket-paket dan memantau koneksi yang sedang dibuat, lalu melakukan 
penapisan (filtering) terhadap koneksi berdasarkan hasil inspeksi paket 
dan koneksi tersebut. 
Proses inspeksi Paket 
Inspeksi paket ('packet inspection) merupakan proses yang dilakukan oleh
 firewall untuk 'menghadang' dan memproses data dalam sebuah paket untuk
 menentukan bahwa paket tersebut diizinkan atau ditolak, berdasarkan 
kebijakan akses (access policy) yang diterapkan oleh seorang 
administrator.
 Firewall, sebelum menentukan keputusan apakah hendak menolak atau 
menerima komunikasi dari luar, ia harus melakukan inspeksi terhadap 
setiap paket (baik yang masuk ataupun yang keluar) di setiap antarmuka 
dan membandingkannya dengan daftar kebijakan akses. Inspeksi paket dapat
 dilakukan dengan melihat elemen-elemen berikut, ketika menentukan 
apakah hendak menolak atau menerima komunikasi: 
Alamat IP dari komputer sumber
Port sumber pada komputer sumber
Alamat IP dari komputer tujuan
Port tujuan data pada komputer tujuan
Protokol IP
Informasi header-header yang disimpan dalam paket 
Koneksi dan Keadaan Koneksi 
Agar dua host TCP/IP dapat saling berkomunikasi, mereka harus saling 
membuat koneksi antara satu dengan lainnya. Koneksi ini memiliki dua 
tujuan: 
1.     Komputer dapat menggunakan koneksi tersebut untuk 
mengidentifikasikan dirinya kepada komputer lain, yang meyakinkan bahwa 
sistem lain yang tidak membuat koneksi tidak dapat mengirimkan data ke 
komputer tersebut. Firewall juga dapat menggunakan informasi koneksi 
untuk menentukan koneksi apa yang diizinkan oleh kebijakan akses dan 
menggunakannya untuk menentukan apakah paket data tersebut akan diterima
 atau ditolak. 
2.     Koneksi digunakan untuk menentukan bagaimana cara dua host 
tersebut akan berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya (apakah 
dengan menggunakan koneksi connection-oriented, atau connectionless). 
Ilustrasi mengenai percakapan antara dua buah host 
Kedua tujuan tersebut dapat digunakan untuk menentukan keadaan koneksi 
antara dua host tersebut, seperti halnya cara manusia bercakap-cakap. 
Jika Amir bertanya kepada Aminah mengenai sesuatu, maka Aminah akan 
meresponsnya dengan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan yang diajukan 
oleh Amir; Pada saat Amir melontarkan pertanyaannya kepada Aminah, 
keadaan percakapan tersebut adalah Amir menunggu respons dari Aminah. 
Komunikasi di jaringan juga mengikuti cara yang sama untuk memantau 
keadaan percakapan komunikasi yang terjadi. 
Firewall dapat memantau informasi keadaan koneksi untuk menentukan 
apakah ia hendak mengizinkan lalu lintas jaringan. Umumnya hal ini 
dilakukan dengan memelihara sebuah tabel keadaan koneksi (dalam istilah 
firewall: state table) yang memantau keadaan semua komunikasi yang 
melewati firewall. Dengan memantau keadaan koneksi ini, firewall dapat 
menentukan apakah data yang melewati firewall sedang "ditunggu" oleh 
host yang dituju, dan jika ya, aka mengizinkannya. Jika data yang 
melewati firewall tidak cocok dengan keadaan koneksi yang didefinisikan 
oleh tabel keadaan koneksi, maka data tersebut akan ditolak. Hal ini 
umumnya disebut sebagai Stateful Inspection. 
Stateful Packet Inspection 
Ketika sebuah firewall menggabungkan stateful inspection dengan packet 
inspection, maka firewall tersebut dinamakan dengan Stateful Packet 
Inspection (SPI). SPI merupakan proses inspeksi paket yang tidak 
dilakukan dengan menggunakan struktur paket dan data yang terkandung 
dalam paket, tapi juga pada keadaan apa host-host yang saling 
berkomunikasi tersebut berada. SPI mengizinkan firewall untuk melakukan 
penapisan tidak hanya berdasarkan isi paket tersebut, tapi juga 
berdasarkan koneksi atau keadaan koneksi, sehingga dapat mengakibatkan 
firewall memiliki kemampuan yang lebih fleksibel, mudah diatur, dan 
memiliki skalabilitas dalam hal penapisan yang tinggi. 
Salah satu keunggulan dari SPI dibandingkan dengan inspeksi paket biasa 
adalah bahwa ketika sebuah koneksi telah dikenali dan diizinkan (tentu 
saja setelah dilakukan inspeksi), umumnya sebuah kebijakan (policy) 
tidak dibutuhkan untuk mengizinkan komunikasi balasan karena firewall 
tahu respons apa yang diharapkan akan diterima. Hal ini memungkinkan 
inspeksi terhadap data dan perintah yang terkandung dalam sebuah paket 
data untuk menentukan apakah sebuah koneksi diizinkan atau tidak, lalu 
firewall akan secara otomatis memantau keadaan percakapan dan secara 
dinamis mengizinkan lalu lintas yang sesuai dengan keadaan. Ini 
merupakan peningkatan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan 
firewall dengan inspeksi paket biasa. Apalagi, proses ini diselesaikan 
tanpa adanya kebutuhan untuk mendefinisikan sebuah kebijakan untuk 
mengizinkan respons dan komunikasi selanjutnya. Kebanyakan firewall 
modern telah mendukung fungsi ini. 
Melakukan autentikasi terhadap akses 
Fungsi fundamental firewall yang kedua adalah firewall dapat melakukan autentikasi terhadap akses. 
Protokol TCP/IP dibangun dengan premis bahwa protokol tersebut mendukung
 komunikasi yang terbuka. Jika dua host saling mengetahui alamat IP satu
 sama lainnya, maka mereka diizinkan untuk saling berkomunikasi. Pada 
awal-awal perkembangan Internet, hal ini boleh dianggap sebagai suatu 
berkah. Tapi saat ini, di saat semakin banyak yang terhubung ke 
Internet, mungkin kita tidak mau siapa saja yang dapat berkomunikasi 
dengan sistem yang kita miliki. Karenanya, firewall dilengkapi dengan 
fungsi autentikasi dengan menggunakan beberapa mekanisme autentikasi, 
sebagai berikut: 
Firewall dapat meminta input dari pengguna mengenai nama pengguna (user 
name) serta kata kunci (password). Metode ini sering disebut sebagai 
extended authentication atau xauth. Menggunakan xauth pengguna yang 
mencoba untuk membuat sebuah koneksi akan diminta input mengenai nama 
dan kata kuncinya sebelum akhirnya diizinkan oleh firewall. Umumnya, 
setelah koneksi diizinkan oleh kebijakan keamanan dalam firewall, 
firewall pun tidak perlu lagi mengisikan input password dan namanya, 
kecuali jika koneksi terputus dan pengguna mencoba menghubungkan dirinya
 kembali.
Metode kedua adalah dengan menggunakan 
sertifikat digital dan 
kunci publik.
 Keunggulan metode ini dibandingkan dengan metode pertama adalah proses 
autentikasi dapat terjadi tanpa intervensi pengguna. Selain itu, metode 
ini lebih cepat dalam rangka melakukan proses autentikasi. Meskipun 
demikian, metode ini lebih rumit implementasinya karena membutuhkan 
banyak komponen seperti halnya implementasi 
infrastruktur kunci publik.
Metode selanjutnya adalah dengan menggunakan Pre-Shared Key (PSK) atau 
kunci yang telah diberitahu kepada pengguna. Jika dibandingkan dengan 
sertifikat digital, PSK lebih mudah diimplenentasikan karena lebih 
sederhana, tetapi PSK juga mengizinkan proses autentikasi terjadi tanpa 
intervensi pengguna. Dengan menggunakan PSK, setiap host akan diberikan 
sebuah kunci yang telah ditentukan sebelumnya yang kemudian digunakan 
untuk proses autentikasi. Kelemahan metode ini adalah kunci PSK jarang 
sekali diperbarui dan banyak organisasi sering sekali menggunakan kunci 
yang sama untuk melakukan koneksi terhadap host-host yang berada pada 
jarak jauh, sehingga hal ini sama saja meruntuhkan proses autentikasi. 
Agar tercapai sebuah derajat keamanan yang tinggi, umumnya beberapa 
organisasi juga menggunakan gabungan antara metode PSK dengan xauth atau
 PSK dengan sertifikat digital. 
Dengan mengimplementasikan proses autentikasi, firewall dapat menjamin 
bahwa koneksi dapat diizinkan atau tidak. Meskipun jika paket telah 
diizinkan dengan menggunakan inspeksi paket (PI) atau berdasarkan 
keadaan koneksi (SPI), jika host tersebut tidak lolos proses 
autentikasi, paket tersebut akan dibuang. 
Melindungi sumber daya dalam jaringan privat 
Salah satu tugas firewall adalah melindungi sumber daya dari ancaman 
yang mungkin datang. Proteksi ini dapat diperoleh dengan menggunakan 
beberapa peraturan pengaturan akses (access control), penggunaan SPI, 
application proxy, atau kombinasi dari semuanya untuk mencegah host yang
 dilindungi dapat diakses oleh host-host yang mencurigakan atau dari 
lalu lintas jaringan yang mencurigakan. Meskipun demikian, firewall 
bukanlah satu-satunya metode proteksi terhadap sumber daya, dan 
mempercayakan proteksi terhadap sumber daya dari ancaman terhadap 
firewall secara eksklusif adalah salah satu kesalahan fatal. Jika sebuah
 host yang menjalankan sistem operasi tertentu yang memiliki lubang 
keamanan yang belum ditambal dikoneksikan ke Internet, firewall mungkin 
tidak dapat mencegah dieksploitasinya host tersebut oleh host-host 
lainnya, khususnya jika exploit tersebut menggunakan lalu lintas yang 
oleh firewall telah diizinkan (dalam konfigurasinya). Sebagai contoh, 
jika sebuah packet-inspection firewall mengizinkan lalu lintas HTTP ke 
sebuah web server yang menjalankan sebuah layanan web yang memiliki 
lubang keamanan yang belum ditambal, maka seorang pengguna yang "iseng" 
dapat saja membuat exploit untuk meruntuhkan web server tersebut karena 
memang web server yang bersangkutan memiliki lubang keamanan yang belum 
ditambal. Dalam contoh ini, web server tersebut akhirnya mengakibatkan 
proteksi yang ditawarkan oleh firewall menjadi tidak berguna. Hal ini 
disebabkan oleh firewall yang tidak dapat membedakan antara request HTTP
 yang mencurigakan atau tidak. Apalagi, jika firewall yang digunakan 
bukan application proxy. Oleh karena itulah, sumber daya yang dilindungi
 haruslah dipelihara dengan melakukan penambalan terhadap lubang-lubang 
keamanan, selain tentunya dilindungi oleh firewall. 
Mencatat semua kejadian, dan melaporkan kepada administrator 
Cara Kerja Firewall 
Packet-Filter Firewall 
Contoh pengaturan akses (access control) yang diterapkan dalam firewall 
Pada bentuknya yang paling sederhana, sebuah firewall adalah sebuah 
router atau 
komputer
 yang dilengkapi dengan dua buah NIC (Network Interface Card, kartu 
antarmuka jaringan) yang mampu melakukan penapisan atau penyaringan 
terhadap 
paket-paket yang masuk. Perangkat jenis ini umumnya disebut dengan packet-filtering router. 
Firewall jenis ini bekerja dengan cara membandingkan alamat sumber dari 
paket-paket tersebut dengan kebijakan pengontrolan akses yang terdaftar 
dalam 
Access Control List
 firewall, router tersebut akan mencoba memutuskan apakah hendak 
meneruskan paket yang masuk tersebut ke tujuannya atau menghentikannya. 
Pada bentuk yang lebih sederhana lagi, firewall hanya melakukan 
pengujian terhadap 
alamat IP atau 
nama domain
 yang menjadi sumber paket dan akan menentukan apakah hendak meneruskan 
atau menolak paket tersebut. Meskipun demikian, packet-filtering router 
tidak dapat digunakan untuk memberikan akses (atau menolaknya) dengan 
menggunakan basis hak-hak yang dimiliki oleh pengguna. 
Cara kerja packet filter firewall 
Packet-filtering router juga dapat dikonfigurasikan agar menghentikan 
beberapa jenis lalu lintas jaringan dan tentu saja mengizinkannya. 
Umumnya, hal ini dilakukan dengan mengaktifkan/menonaktifkan 
port TCP/IP dalam sistem firewall tersebut. Sebagai contoh, port 25 yang digunakan oleh 
Protokol SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) umumnya dibiarkan terbuka oleh beberapa firewall untuk mengizinkan 
surat elektronik dari Internet masuk ke dalam jaringan privat, sementara port lainnya seperti port 23 yang digunakan oleh 
Protokol Telnet
 dapat dinonaktifkan untuk mencegah pengguna Internet untuk mengakses 
layanan yang terdapat dalam jaringan privat tersebut. Firewall juga 
dapat memberikan semacam pengecualian (exception) agar beberapa aplikasi
 dapat melewati firewall tersebut. Dengan menggunakan pendekatan ini, 
keamanan akan lebih kuat tapi memiliki kelemahan yang signifikan yakni 
kerumitan konfigurasi terhadap firewall: daftar Access Control List 
firewall akan membesar seiring dengan banyaknya alamat IP, nama domain, 
atau port yang dimasukkan ke dalamnya, selain tentunya juga exception 
yang diberlakukan. 
Circuit Level Gateway 
Cara kerja circuit level firewall 
Firewall jenis lainnya adalah Circuit-Level Gateway, yang umumnya berupa komponen dalam sebuah
proxy server. Firewall jenis ini beroperasi pada level yang lebih tinggi dalam 
model referensi tujuh lapis OSI
 (bekerja pada lapisan sesi/session layer) daripada Packet Filter 
Firewall. Modifikasi ini membuat firewall jenis ini berguna dalam rangka
 menyembunyikan informasi mengenai jaringan terproteksi, meskipun 
firewall ini tidak melakukan penyaringan terhadap paket-paket individual
 yang mengalir dalam koneksi. 
Dengan menggunakan firewall jenis ini, koneksi yang terjadi antara 
pengguna dan jaringan pun disembunyikan dari pengguna. Pengguna akan 
dihadapkan secara langsung dengan firewall pada saat proses pembuatan 
koneksi dan firewall pun akan membentuk koneksi dengan sumber daya 
jaringan yang hendak diakses oleh pengguna setelah mengubah alamat IP 
dari paket yang ditransmisikan oleh dua belah pihak. Hal ini 
mengakibatkan terjadinya sebuah sirkuit virtual (virtual circuit) antara
 pengguna dan sumber daya jaringan yang ia akses. 
Firewall ini dianggap lebih aman dibandingkan dengan Packet-Filtering 
Firewall, karena pengguna eksternal tidak dapat melihat alamat IP 
jaringan internal dalam paket-paket yang ia terima, melainkan alamat IP 
dari firewall. Protokol yang populer digunakan sebagai Circuit-Level 
Gateway adalah 
SOCKS v5. 
Application Level Firewall 
Application Level Firewall (disebut juga sebagai application proxy atauapplication level gateway) 
Firewall jenis lainnya adalah Application Level Gateway (atau 
Application-Level Firewall atau sering juga disebut sebagai Proxy 
Firewall), yang umumnya juga merupakan komponen dari sebuah proxy 
server. Firewall ini tidak mengizinkan paket yang datang untuk melewati 
firewall secara langsung. Tetapi, aplikasi proxy yang berjalan dalam 
komputer yang menjalankan firewall akan meneruskan permintaan tersebut 
kepada layanan yang tersedia dalam jaringan privat dan kemudian 
meneruskan respons dari permintaan tersebut kepada komputer yang membuat
 permintaan pertama kali yang terletak dalam jaringan publik yang tidak 
aman. 
Umumnya, firewall jenis ini akan melakukan autentikasi terlebih dahulu 
terhadap pengguna sebelum mengizinkan pengguna tersebut untuk mengakses 
jaringan. Selain itu, firewall ini juga mengimplementasikan mekanisme 
auditing dan pencatatan (logging) sebagai bagian dari kebijakan keamanan
 yang diterapkannya. Application Level Firewall juga umumnya 
mengharuskan beberapa konfigurasi yang diberlakukan pada pengguna untuk 
mengizinkan mesin klien agar dapat berfungsi. Sebagai contoh, jika 
sebuah proxy 
FTP
 dikonfigurasikan di atas sebuah application layer gateway, proxy 
tersebut dapat dikonfigurasikan untuk mengizinlan beberapa perintah FTP,
 dan menolak beberapa perintah lainnya. Jenis ini paling sering 
diimplementasikan pada proxy 
SMTP
 sehingga mereka dapat menerima surat elektronik dari luar (tanpa 
menampakkan alamat e-mail internal), lalu meneruskan e-mail tersebut 
kepada e-mail server dalam jaringan. Tetapi, karena adanya pemrosesan 
yang lebih rumit, firewall jenis ini mengharuskan komputer yang 
dikonfigurasikan sebagai application gateway memiliki spesifikasi yang 
tinggi, dan tentu saja jauh lebih lambat dibandingkan dengan 
packet-filter firewall. 
NAT Firewall 
NAT (Network Address Translation) Firewall secara otomatis menyediakan 
proteksi terhadap sistem yang berada di balik firewall karena NAT 
Firewall hanya mengizinkan koneksi yang datang dari komputer-komputer 
yang berada di balik firewall. Tujuan dari NAT adalah untuk melakukan 
multiplexing terhadap lalu lintas dari jaringan internal untuk kemudian 
menyampaikannya kepada jaringan yang lebih luas (MAN, WAN atau Internet)
 seolah-olah paket tersebut datang dari sebuah alamat IP atau beberapa 
alamat IP. NAT Firewall membuat tabel dalam memori yang mengandung 
informasi mengenai koneksi yang dilihat oleh firewall. Tabel ini akan 
memetakan alamat jaringan internal ke alamat eksternal. Kemampuan untuk 
menaruh keseluruhan jaringan di belakang sebuah alamat IP didasarkan 
terhadap pemetaan terhadap port-port dalam NAT firewall. 
Stateful Firewall 
Cara kerja stateful firewall 
Stateful Firewall merupakan sebuah firewall yang menggabungkan 
keunggulan yang ditawarkan oleh packet-filtering firewall, NAT Firewall,
 Circuit-Level Firewall dan Proxy Firewall dalam satu sistem. Stateful 
Firewall dapat melakukan filtering terhadap lalu lintas berdasarkan 
karakteristik paket, seperti halnya packet-filtering firewall, dan juga 
memiliki pengecekan terhadap sesi koneksi untuk meyakinkan bahwa sesi 
koneksi yang terbentuk tersebut diizinlan. Tidak seperti Proxy Firewall 
atau Circuit Level Firewall, Stateful Firewall umumnya didesain agar 
lebih transparan (seperti halnya packet-filtering firewall atau NAT 
firewall). Tetapi, stateful firewall juga mencakup beberapa aspek yang 
dimiliki oleh application level firewall, sebab ia juga melakukan 
inspeksi terhadap data yang datang dari lapisan aplikasi (application 
layer) dengan menggunakan layanan tertentu. Firewall ini hanya tersedia 
pada beberapa firewall kelas atas, semacam Cisco PIX. Karena 
menggabungkan keunggulan jenis-jenis firewall lainnya, stateful firewall
 menjadi lebih kompleks. 
Virtual Firewall 
Virtual Firewall adalah sebutan untuk beberapa firewall logis yang 
berada dalam sebuah perangkat fisik (komputer atau perangkat firewall 
lainnya). Pengaturan ini mengizinkan beberapa jaringan agar dapat 
diproteksi oleh sebuah firewall yang unik yang menjalankan kebijakan 
keamanan yang juga unik, cukup dengan menggunakan satu buah perangkat. 
Dengan menggunakan firewall jenis ini, sebuah ISP (
Internet Service Provider)
 dapat menyediakan layanan firewall kepada para pelanggannya, sehingga 
mengamankan lalu lintas jaringan mereka, hanya dengan menggunakan satu 
buah perangkat. Hal ini jelas merupakan penghematan biaya yang 
signifikan, meski firewall jenis ini hanya tersedia pada firewall kelas 
atas, seperti Cisco PIX 535. 
Transparent Firewall 
Transparent Firewall (juga dikenal sebagai bridging firewall) bukanlah 
sebuah firewall yang murni, tetapi ia hanya berupa turunan dari stateful
 Firewall. Daripada firewall-firewall lainnya yang beroperasi pada 
lapisan IP ke atas, transparent firewall bekerja pada lapisan Data-Link 
Layer, dan kemudian ia memantau lapisan-lapisan yang ada di atasnya. 
Selain itu, transparent firewall juga dapat melakukan apa yang dapat 
dilakukan oleh packet-filtering firewall, seperti halnya stateful 
firewall dan tidak terlihat oleh pengguna (karena itulah, ia disebut 
sebagai Transparent Firewall). 
Intinya, transparent firewall bekerja sebagai sebuah bridge yang 
bertugas untuk menyaring lalu lintas jaringan antara dua segmen 
jaringan. Dengan menggunakan transparent firewall, keamanan sebuah 
segmen jaringan pun dapat diperkuat, tanpa harus mengaplikasikan NAT 
Filter. Transparent Firewall menawarkan tiga buah keuntungan, yakni 
sebagai berikut: 
Konfigurasi yang mudah (bahkan beberapa produk mengklaim sebagai "Zero 
Configuration"). Hal ini memang karena transparent firewall dihubungkan 
secara langsung dengan jaringan yang hendak diproteksinya, dengan 
memodifikasi sedikit atau tanpa memodifikasi konfigurasi firewall 
tersebut. Karena ia bekerja pada data-link layer, pengubahan alamat IP 
pun tidak dibutuhkan. Firewall juga dapat dikonfigurasikan untuk 
melakukan segmentasi terhadap sebuah subnet jaringan antara jaringan 
yang memiliki keamanan yang rendah dan keamanan yang tinggi atau dapat 
juga untuk melindungi sebuah host, jika memang diperlukan.
Kinerja yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh firewall yang berjalan 
dalam lapisan data-link lebih sederhana dibandingkan dengan firewall 
yang berjalan dalam lapisan yang lebih tinggi. Karena bekerja lebih 
sederhana, maka kebutuhan pemrosesan pun lebih kecil dibandingkan dengan
 firewall yang berjalan pada lapisan yang tinggi, dan akhirnya performa 
yang ditunjukannya pun lebih tinggi.
Tidak terlihat oleh pengguna (stealth). Hal ini memang dikarenakan 
Transparent Firewall bekerja pada lapisan data-link, dan tidak 
membutuhkan alamat IP yang ditetapkan untuknya (kecuali untuk melakukan 
manajemen terhadapnya, jika memang jenisnya managed firewall). Karena 
itulah, transparent firewall tidak dapat terlihat oleh para penyerang. 
Karena tidak dapat diraih oleh penyerang (tidak memiliki alamat IP), 
penyerang pun tidak dapat menyerangnya.